Pernahkah kalian mendengar mengenai teori Bigbang?, pada kesempatan kali ini, kami akan membahas lebih lanjut mengenai teori Bigbang yang disebut sebuat sebagai asal usul pembentukan alam semesta. Bigbang yang dalam bahasa Indonesianya adalah ledakan besar, hal itu merupakan peristiwa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.
Dalam teori Bigbang, disebutkan bahwa alam semesta berasal dari kondisi super padat dan panas yang kemudian mengembang sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu. Teori Bigbang memberikan penjelasan paling luas, lengkap dan akurat mengenai pembentukan alam semesta yang didukung oleh metode ilmiah serta pengamatan intensif.
Sejarah pengamatan Bigbang dan perkembangan teorinya dimulai oleh Georges Lemaitre, fisikawan dari Belgia pada tahun 1927 menyebutkan bahwa resesi nebula yang disiratkan oleh persamaan Friedmann yaitu serangkaian persamaan dalam bidang kosmologi fisik yang mengatur pengembangan ruang dalam model alam semesta yang homogen dan isotropik dalam konteks relatifitas umum. Ini dirumuskan oleh Alexander Friedmann pada tahun 1922.
Selain itu Teori relatifitas umum yang diperkenalkan oleh Albert Einstein pada tahun 1916, Teori ini adalah teori geometri mengenai grafitasi yang diakibatkan oleh alam semesta yang mengembang. Kemudian pada tahun 1929, astronot Amerika Serikat Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat galaxy yang selalu bergerak menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara galaxy-galaxy bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa alam semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercayai sejak dahulu.
Pada tahun 1931, Lemaitre lebih jauh lagi memaparkan pengembangan alam semesta seiring berjalannya waktu, membutuhkan syarat bahwa alam semesta mengerut seiring berbaliknya waktu sampai pada suatu ketika dimana seluruh massa alam semesta berpusat pada 1 titik yaitu atom purba tempat waktu dan ruang bermula.
Bukti-bukti dari pengamatan ini mendukung keberadaan teori Bigbang. Penemuan dan konfirmasi radiasi latar belakang gelombang mikrokosmis pada tahun 1964 mengukuhkan ledakan dasyat sebagai teori terbaik dalam menjelaskan asal usul dan evolusi cosmos. Kebanyakan karya kosmologi sekarang ini berkutat pada pemahaman bagaimana galaxy terbentuk dari ledakan dasyat.
Pemahaman mengenai keadaan alam semesta pada waktu-waktu terawalnya dan merekonsiliasi pengamatan kosmik dengan teori dasar. Teori ini juga didukung oleh kemajuan pesat dalam teknologi teleskop dan analisis data dari satelit-satelit. Lalu bagaimana sebenarnya alam semesta terbentuk melalui Bigbang?
Apa Isi Dari Teori Bigbang?
Menurut Lemaitre alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan super atom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran yang sangat kecil. Gumpalan itu semakin lama semakin memadat dan memanas kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Bigbang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang selanjutnya membentuk seluruh materi alam semesta dan berkembang hingga menjadi bentuk seperti sekarang ini dan akan terus berkembang.
Setelah terjadi ledakan, gas hidrogen tersebar ke seluruh ruang alam semesta. Atom hidrogen terbentuk bersamaan ketika energi Bigbang meluas keluar, setelah semua gas dan debu terpancar ke segala penjuru, proses pendinginan berlangsung beberapa ratus ribu tahun dan masa tersebut dianggap masa gelap. Atom hidrogen tadi terus bertambah banyak dan berkumpul membentuk debu dan awan hidrogen yang sering disebut dengan nebula.
Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hingga temperatur jutaan derajat celsius, awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang dan planet-planet yang ada di alam semesta. Setelah terbentuknya bintang-bintang, bintang itu berkumpul dan membentuk kelompok yang disebut galaxy, dari galaxy, lahirlah miliaran tata surya.